Ojo Dumeh

Ojo Dumeh

Bacaan : 1 Samuel 25: 1-38

“Masakan aku mengambil rotiku, air minumku dan hewan bantaian yang kubantai bagi orang-orang pengguntingku untuk memberikannya kepada orang-orang yang aku tidak tahu dari mana mereka datang?”” (1Sam 25:11 TB)

Ungkapan Jawa diatas berarti “jangan mentang-mentang”. Ungkapan ini bermakna luas karena bisa disambungkan dengan banyak hal, misalnya jangan mentang-mentang memiliki kekuasaan, kedudukan, kekayaan, kepandaian, kecakapan, kecantikan, kemitraan, ketenaran, dll. Semua itu hanya sementara, sehingga harus dipahami dan digunakan sebagaimana mestinya.

Nabal adalah seorang terkemuka di Maon-Israel selain karena keturunan orang terhormat (Kaleb), ia juga kaya raya. Kepribadiannya kasar dan jahat kelakuannya (ay 2-3). Hal itu nampak saat Daud yang dalam masa pelarian, meminta sekedar pemberian untuk anak buahnya (ay 4-9) dan Nabal menjawab dengan kasar & semena-mena (ay 10-11). Daud yang turut melindungi ternak Nabal di padang Karmel menjadi kecewa, marah, dan berniat menghukum Nabal dan keluarganya (ay 12-13). Saat utusan Daud diusir, seorang bujang melapor kepada Abigail isterinya dan mempertegas pribadi Nabal sebenarnya. “…pikirkanlah dan pertimbangkanlah apa yang harus kau perbuat…., dan ia seorang yang dursila, sehingga orang tidak dapat berbicara dengan dia.” (ay 14-17). Nabal yang bebal, keras kepala, tidak bisa berpikir dengan jelas, egois, dan sombong akhirnya mati dengan tanpa penghormatan. Hingga matinya, tidak diceritakan bahwa Nabal berubah menjadi lebih baik.

Setiap orang mempunyai kekurangan dan kelemahan, termasuk kita semua. Kalau kita gelap mata dan mengeraskan hati, egois, berlindung pada kekuasaan, kekayaan, dll, maka hal tersebut akan menjerumuskan dan membawa kehancuran. Sebaliknya, jika kelemahan itu diakui, disadari, dan diletakkan di tangan Allah Tritunggal, maka kita merasakan campur tangan- Nya menuju kemenangan pribadi yang berdampak positif bagi sekeliling kita. Kita semua memiliki kesempatan yang sama untuk berubah menjadi lebih baik. Terus maju berkarya dan penuh semangat dalam pimpinan-Nya.

Inspirasi: Terus belajar rendah hati agar hidup kita selaras dengan rencana-Nya yang sempurna, penuh damai sejahtera, dan bahagia.

(LPMI/Rini Djatikoesoemo)

share

Recommended Posts