Orang Berhikmat Menjaga Keseimbangan
Bacaan : Yakobus 1:19-27
“Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman itu dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.” (Yakobus 1:22)
Sepintas ketika mendengar kata “tidak seimbang” pasti langsung terkesan ada sesuatu yang tidak beres. Dalam dunia dagang, timbangan yang tidak benar, langsung menuai protes. Dalam kehidupan sosial, perlakuan yang tidak adil, pun menimbulkan protes. Dalam dunia pendidikan, jika hanya ada teori tanpa praktek, maka sekolah itu pun diragukan. Apa kata orang, jika sebuah Universitas menamatkan seorang dokter tanpa pengalaman praktek? Ketidak seimbangan pasti menimbulkan masalah.
Yakobus juga bicara keseimbangan tatkala ia berbicara pada jemaat Kristen di perantauan itu. Bahwa sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, itu harus ada bukti yang dapat dilihat oleh masyarakat di mana mereka berada. Bahwa pengetahuan mereka tentang kebenaran firman harus seimbang dengan ketaatan mereka pada kebenaran itu. Bahwa iman mereka (yang invisible) harus dapat dilihat (visble) oleh orang-orang di sekitarnya. Jadi bukan hanya ‘pendengar’ tetapi menjadi ‘pelaku’ yang baik. Kita perhatikan para pemain drama atau sinetron, mereka harus membaca apa yang harus mereka lakonkan. Teks sebagus apapun tanpa dllakonkan, orang tidak melihat apa isi drama itu. Pada suatu hari seorang Kristen yang merasa dirinya sudah banyak tahu isi Alkitab, pergi ke gereja. Saat khotbah, ia yang merasa sudah tahu, tidak lagi mau mendengar, apalagi melakukannya. Banyak tahu tetapi kurang melakukan. Sampai muncul ilustrasi tubuh manusia, yang kepalanya besar tetapi badan serta kaki dan tangannya begitu kecil. Sikap hati Daud dalam mazmurnya sangat indah, “Aku memikirkan jalan-jalan hidupku, dan melangkahkan kakiku menuju peringatan-peringatan-Mu.” (Maz. 119:59). Yesus menyebut orang yang mendengar dan melakukan firman adalah orang bijaksana (Mat.7:24).
Kepincangan antara mendengarkan dan melakukan firman, memang jujur kita akui masih terjadi dalam hidup kita bukan? Tetapi hasrat atau kemauan untuk melakukannya harus semakin keras dalam hidup kita. Seperti seorang pengguna map, tidak hanya belajar peta jalan tetapi untuk menjalaninya. Sekarang seperti apa komitmen kita? Hanya mendengar atau melakukan firman-Nya?
Inspirasi: Suka mendengar firman Tuhan adalah satu hal yang indah, namun itu tidak cukup tanpa tindakan nyata sebagai tanda ketaatan.
(LPMI/Boy Borang)
Recommended Posts
Mengalirkan Air Kehidupan
November 23, 2024
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024