Orang Berhikmat Menjaga Mulut
Bacaan: Yakobus 3:1-12
“dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah.” (Yakobus 3:9)
“Maaf! kalau saya sudah salah bicara. Sebenarnya saya tidak bermaksud begitu.” Ini adalah salah satu contoh pernyataan klarifikasi dari seseorang yang mencoba membela diri, tapi dengan terang-terangan telah menghina, memfitnah, mengata-ngatai orang lainnya dengan begitu kasar tak bermoral. Umumnya orang akan berkomentar, ”Minta maaf gampang, tapi coba lihat efeknya, anda telah melukai perasaan orang, menjatuhkan nama baik dan menyakiti hati, yang jelas sangat merugikan banyak orang. Anda harus bertanggung jawab!” Singkatnya orang akan berkata: “Tolong jaga mulut!”
Sifat yang sangat merusak kesehatan sosial seperti itu, sudah dibicarakan dengan gamblang juga oleh Yakobus, ketika ia bersurat kepada jemaat di perantauan itu. Peringatannya sangat tegas dan tajam: “Dengan lidah kita memuji Tuhan…, tapi dengan lidah kita mengutuk orang…” Jemaat yang sehat rohaninya tentu dapat menyerap peringatan itu. Itu memang fakta yang tak dapat disangkal, masih terjadi di kalangan orang Kristen sendiri. Bagaiman menyuruh orang lain berhati-hati kalau bicara, sementara mereka melihat banyak anak Tuhan yang lepas kontrol dengan ucapan- ucapannya. Ilustrasi yang dipakai Yakobus memang sangat jitu dan menusuk. Lidah yang bicara sembarangan ibarat kemudi kapal yang tidak terkontrol. Lidah seperti api kecil yang bisa membakar hutan yang besar. Lidah organ yang kecil dalam tubuh manusia, tapi berpotensi menodai dan menghancurkan seluruh tubuh. Apakah lidah dapat dijinakkan? Lebih mudah menjinakkan binatang menjalar atau binatang laut daripada lidah manusia. Lidah itu seperti binatang buas yang sangat sulit dijinakkan, malah bisa berbalik menerkam. Ratusan tahun sebelum Yakobus, raja Salomo juga sudah banyak bicara soal mulut atau lidah ini. Salah satunya apa yang ditulis dalam Amsal 15:5, “Lidah lembut adalah pohon kehidupan; tetapi lidah curang melukai hati.” Ada sebuah pepatah berbunyi: “Anda adalah majikan atas perkataan-perkataan anda yang tidak diucapkan; hamba atas perkataan- perkataan yang anda ucapkan; budak atas perkataan-perktaan yang anda tuliskan.” (pepatah Quaker).
Mungkin banyak konflik di tengah masyarakat, bahkan dalam gereja dan pelayanan, tak perlu terjadi, kalau saja semua orang belajar mengendalikan lidahnya. Banyak keretakan dalam rumah tangga dan pelayanan tidak perlu terjadi, jika saja lidah bisa dikendalikan. Bagaimana dengan perkataan- perkataan kita selama ini?
Inspirasi: Ketika lidah berkata benar, pasti berkat tercurah. Namun ketika lidah menjadi liar tak terkendali, bencana pun menanti.”
(LPMI/Boy Borang)
Recommended Posts
Mengalirkan Air Kehidupan
November 23, 2024
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024