OTORITAS KRISTUS DI ATAS LEGALISME AGAMA

Firman Tuhan: Lukas 6:3-5
“Lalu Yesus menjawab mereka: “Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam- imam?” Kata Yesus lagi kepada mereka: “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” (Lukas 6:3-5)
Bukankah agama itu untuk membuat manusia dekat dengan Allah? Nyatanya agama malah menjaukan orang dengan Allah. Hal itu terlihat dari teks yang ditulis oleh Lukas.
Dalam bagian firman Tuhan hari ini Lukas menceritakan bahwa ketika Yesus berjalan di ladang gandum, murid- murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya, sementara mereka mengisarnya dengan tanganya. Bagi orang Farisi yang melihat hal itu merupakan perbuatan yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat. Sebenarnya apa yang dilakukan murid-murid Yesus tidaklah salah di pandangan mereka kalau murid-murid melakukan itu bukan pada hari Sabat (Ul. 23:25). William Barclay menulis empat pekerjaan yang dilarang pada hari Sabat adalah menuai, menebah gandum, menapi dan mepersiapkan makanan. Dan secara teknis murid-murid melakukan hal itu. Mereka memetik gandum berarti telah menuai, dengan menggosok ditangannya berati mereka telah menebah, dengan meniup untuk menghilangkan kulitnya berarti mereka telah menampi, dan memamakannya berarti mereka telah mempersiapkan makanan. Bagi kita ini kelihatan tidak masuk akal tetapi bagi orang Farisi ini melanggar peraturan-peraturan hukum taurat.
Merespon hal ini Yesus mengatakan, “Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?”(Ay 3-4). Jawaban Yesus kepada mereka mengajar dan mengingatkan mereka pertama, agar mereka membaca dan menyelidiki Alkitab dengan pengertian yang benar yaitu pengertian berdasarkan apa yang Tuhan katakan dalam firman-Nya. Bukan berdasarkan pengertian mereka atau apa yang mereka inginkan. Karena itu Yesus katakan, “Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud.” Kedua, dasar utama Sabat adalah kasih. Mengasihi manusia. Dan Yesus mengajarkan kasih itu, yaitu kasih kepada Allah dan kasih kepada manusia. Bukannya aturan-aturan yang sifatnya legatilistik yang hanya untuk kepentingan dan kehormatan mereka sendiri. Yesus sangat mengecam sikap dari orang Farisi tersebut. (Baca Luk. 11:37-44). Karena itu dengan tegas Yesus katakan kepada mereka, “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” (ay 5)
Bagaimana dengan kita ketika kita mebaca Alkitab? Apakah kita membaca dan menyelidiki Alkitab dengan tujuan untuk mengetahui apa yang Tuhan inginkan kita lakukan? Ataukan kita membaca dan menyelidiki Alkitab untuk mencari dukungan terhadap keinginan kita? Jika kita jujur kecenderungan kita akan mencari ayat-ayat yang mensupport apa yang kita mau dan bukan apa yang Tuhan mau bukan. Bahanyanya adalah kita tidak akan melihat Alkitab secara menyeluruh tetapi sepenggal-sepenggal. Kita terjebak dengan teologia kita sendiri. Seperti yang dilakukan oleh orang Farisi. William Barclay menulis begini: seringkali orang memasukkan pemikiran teologisnya dalam Alkitab, memasukkan apa yang mereka sendiri pikirkan kedalam Alkitab dan bukannya mencari tahu apa yang Alkitab katakan kepada kita. Kalau kita membaca Alkitab, seharusnya kita katakan: ini saya Tuhan, berbicaralah kepada saya melalui firman-Mu dan saya siap mendengarkan kata-kata- Mu kepada saya.
Inspirasi:
Roh Kudus adalah Penolong kita. Ia akan menolong kita mengerti akan kehendak Tuhan dalam hidup kita ketika kita membaca Alkitab. Karena itu ijinkan Dia menguasai hati kita dan memimpin hidup kita setiap hari.
LPMI/Jerry Tamburian
Recommended Posts
Sibuk dan Arogan
Oktober 16, 2025

HIKMAT YANG MENENTUKAN
Oktober 10, 2025

KETAATAN YANG BERBUAH
Oktober 08, 2025