PANGGILAN YANG UNIK

PANGGILAN YANG UNIK

Firman Tuhan: Lukas 5:1-11
“Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” (Lukas
5:9-10)

 

Fakta menunjukkan bahwa otoritas firman selalu berada di atas logika ataupun pengalaman. Itu jelas dari apa yang ditulis oleh Lukas. Bagian firman Tuhan hari ini, Lukas menceritakan tentang pelayanan Yesus di danau Genesaret. Yesus mengawali pelayanan-Nya dengan mengajar banyak orang yang mengikuti Dia dari atas perahu. Setelah selesai mengajar Ia berkata kepada Simon Petrus, “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab: ‘Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” (ay 4-5). Perintah Yesus kepada Simon Petrus menyatakan keyakinan-Nya untuk menangkap ikan dan pasti akan mendapat ikan yang banyak, tetapi jawaban Simon Petrus lebih kepada pengalaman setelah semalam mereka mencari ikan tetapi tidak mendapatkan. Yesus berbicara tentang iman, Simon Petrus berbicara tetang pengalaman yang gagal. Yesus berbicara tentang keyakinan sedangkan Simon lebih kepada ketidakyakinan. Positifnya adalah Simon Petrus tidak terbawa dengan pengalamannya yang gagal, tetapi dorongan yang kuat dari perintah Yesus untuk bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jala mereka untuk menangkap ikan. Setelah Simon Petrus taat melakukan perintah Yesus, Lukas menulis mereka mendapat sejumlah besar ikan bahkan mereka harus memanggil teman-teman mereka yang ada di perahu yang lain untuk membantu mengisi ikan di perahu mereka karena perahunya tidak cukup
menampung ikan yang banyak. Peristiwa ini mengubah cara padang Simon Petrus dalam melihat Yesus. Awalnya ia melihat Yesus sebagai Guru (ayat 5), tetapi setelah ia melihat mujizat dengan menangkap banyak ikan, ia melihat Yesus sebagai Tuhan (ayat 8), ia menyadari bahwa ia orang berdosa, sebagaimana ia katakan kepada Yesus, “Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: “Tuhan, pergilah dari padaku,
karena aku ini seorang berdosa.” Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap.” (ayat 8-9). Dalam momen seperti inilah Yesus tidak menghakimi Petrus karena ia orang berdosa, Yesus tahu bahwa tujuan Ia datang ke dalam dunia ialah
menyelamatkan orang berdosa (Lukas 5:31-32). Sebaliknya Ia mengajak Petrus untuk melakukan sesuatu yang lebih besar dari pada penjala ikan yaitu mengikuti Dia melayani bersama-Nya. Hal ini terlihat dari
jawaban Yesus kepada Simon Petrus, “Kata Yesus kepada Simon: ‘Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” (ayat 10). Dan sejak saat itu bukan saja Petrus tetapi juga Yohanes dan Yakobus mengikut Yesus dalam pelayanan-Nya.

Pelajaran berharga yang kita dapatkan dalam cerita di atas adalah: pertama, tujuan Yesus bersama dengan kita adalah untuk mengajar agar kita percaya kepada Dia dan firman-Nya sebagai objek iman yang patut kita percayai. Kedua, Yesus memberikan teladan bahwa apa yang kita imani yang sesuai dengan kehendak-Nya pasti akan dijawab oleh Tuhan. Bagian kita adalah taat melakukan perintah-Nya. Ketiga, tujuan dari setiap karya Tuhan atau mujizat dalam hidup kita adalah menuntun kita pada panggilan-Nya yang mulia untuk kita yaitu menjadi murid-murid Tuhan (band. Mat. 28-18-20). Keempat, Tuhan Yesus mengajar kita sebagai anak-anak-Nya betapa pentingnya menemukan murid kunci dan memperlengkapi mereka untuk bertumbuh bersama di dalam Tuhan. (ay 10-11). Melihat keempat nilai atau pelajaran berharga di atas, sudahkah kita bersyukur dengan panggilan kita yang sungguh unik itu?

Inspirasi: Ketaatan mutlak pada peritah Tuhan membawa kita melihat karya Tuhan yang besar dalam hidup kita.

 

LPMI/Jerry Tamburian

share

Recommended Posts