Penyembah Yang Benar

Penyembah Yang Benar

Bacaan : Mazmur 134

“Nyanyian ziarah. Mari, pujilah TUHAN, hai semua hamba Tuhan, yang datang
melayani di rumah TUHAN pada waktu malam. Angkatlah tanganmu ke tempat kudus
dan pujilah TUHAN! Kiranya TUHAN yang menjadikan langit dan bumi, memberkati
engkau dari Sion.” (Mazmur 134:1-3)

 

Pada suatu hari seorang bapak bercerita bahwa, dulu sebelum dia percaya
kepada Kristus, ia bertugas sebagai penjaga di tempat sembahyang agamanya. Ia
ditugaskan untuk.membersihkan debu yg melekat di patung-patung dewa yg
disembahnya. Ia harus memindahkan dan setelah bersih diletakkan lagi patung
itu di posisi semula. Ketika suatu saat ia melakukannya, ia berpikir dan bertanya
pada diri sendiri, “tidak salahkah ini? Bagaimana mungkin Tuhan yang saya
sembah, saya harus bersihkan, pindahkan kesana-kesana kemari? Ini terbalik.”
Dari saat itu ia mulai menyadari bahwa bukan seperti itu pribadi yang patut
disembah. Akhirnya ia menjadi percaya kepada Kristus dan beribadah
menyembah Dia saja.

Dalam Alkitab mulai dari Kejadian sampai Wahyu, kata Pujian dan
Penyembahan adalah kata yang sangat penting. Kata dasar dari kata pujian
adalah puji. Dalam KBBI, kata pu·ji n berarti “(pernyataan) rasa pengakuan dan
penghargaan yang tulus akan kebaikan (keunggulan) sesuatu.” Dengan kata lain
pujian dan penyembahan menyatakan rasa kagum dan hormat kita pada satu
objek yang layak menerimanya. Dan bagi kita orang percaya objek iman kita
adalah Allah yang hidup yang menciptakan langit, bumi, laut dan segala isinya.
Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Dalam Perjanjian Baru, Paulus menulis bahwa
Yesus Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan. (baca Kolose 1:15-23).

Dalam mazmur 134, Pemazmur mengajak hamba-hamba yang melayani
Tuhan untuk memuji Tuhan. Alasan mengapa mereka harus memuji Tuhan,
karena Dialah yang menjadikan langit dan bumi dan Dialah yang memberkati
mereka (ayat 3). Pujian kepada Tuhan adalah hidup kita. Dengan kata lain
tujuan Allah menciptakan kita adalah untuk menyembah Tuhan. Perjalananan
hidup kita selama di dunia ini adalah penyembahan kepada Tuhan yang hidup.
Bahkan Alkitab menyatakan bahwa penyembahan kita kepada Tuhan bukan saja
selama kita ada di dunia ini tetapi juga ketika kita dalam kekekalan. Hal ini
tertulis dalam Wahyu 5:13, “Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga
dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di
dalamnya, berkata: ‘Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba,
adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama
lamanya!”’ Yesus Kristus Anak Domba Allah, layak menerima hormat, pujian dan
kemuliaan. Di dalam Dia kita diselamatkan, dosa kita ditebus dan kita memiliki
hidup yang kekal.

Jika penyembahan kepada Tuhan yang hidup adalah hidup kita, itu berarti
ketika kita duduk, berdiri, berjalan, berbicara, bekerja dan semua hal yang kita
lakukan adalah penyembahan kita kepada Tuhan. Apakah itu ketika kita berdoa,
bernyanyi, berpikir, berkomunikasi dengan orang lain dan melakukan semua
kegiatan kita tiap-tiap hari apakah di rumah, di kantor di tempat pekerjaan dan
pelayanan kita itu semua adalah penyembahan kepada Tuhan. Yesus mengajak
kita untuk menyembah Allah dalam roh dan kebenaran sebagaimana Ia katakan
dalam Yohanes 4:24 “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus
menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”

Inspirasi: Menjadikan pujian dan penyembahan sebagai prioritas kita yang
utama, itu berarti menolong kita untuk hidup dalam kebenaran.

 

(LPMI/Jerry Tamburian)

share

Recommended Posts