Perantara

Perantara

 Bacaan: Ibrani 9:15-24

Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian yang dijanjikan, yaitu kehidupan kekal.” (Ibrani 9:15)

 

Mari kita membayangkan seorang kurir pengantar makanan. Setiap hari, ia melintasi jalan yang sibuk, baik dalam panas terik maupun hujan deras, mengantar makanan dengan ketulusan hati. Terkadang, ia harus menunggu lama atau berhadapan dengan pelanggan yang mungkin kurang ramah. Meski begitu, ia tetap melakukan pekerjaannya dengan sabar dan penuh tanggung jawab. Kurir ini adalah gambaran nyata tentang pengorbanan demi memenuhi kebutuhan orang lain—ia memberikan waktunya, tenaganya, bahkan keselamatannya untuk melayani.

Kurir tersebut mungkin tidak memiliki kemewahan atau penghargaan yang besar, tetapi setiap langkahnya adalah wujud kasih yang sederhana, berkorban demi kenyamanan dan kepuasan orang lain. Inilah yang kita sebut sebagai kasih dalam tindakan: pengorbanan tanpa pamrih.

Bacaan dari Ibrani 9 mengingatkan kita bahwa Yesus Kristus adalah Pengantara dari perjanjian baru. Melalui pengorbanan-Nya di kayu salib, Yesus memberikan diri-Nya sebagai korban persembahan demi menebus dosa kita. Seperti seorang kurir yang mengorbankan kenyamanan diri untuk melayani orang lain, Yesus mengorbankan diri-Nya bagi kita semua. Kasih-Nya bukan sekadar kata-kata, melainkan kasih yang diwujudkan dalam tindakan konkret, yaitu dengan memberikan nyawa-Nya untuk keselamatan umat manusia.

Kasih Kristus adalah kasih yang berkorban, kasih yang tulus tanpa pamrih, dan kasih yang mengutamakan kebutuhan orang lain di atas diri-Nya sendiri. Sebagai pengikut-Nya, kita dipanggil untuk meneladani kasih ini. Dalam kehidupan kita, mungkin kita tidak dipanggil untuk berkorban nyawa seperti Kristus, namun kita dapat menunjukkan kasih dengan mengorbankan waktu, tenaga, dan kenyamanan demi kebaikan sesama.

 

Refleksi

Renungkanlah sejenak, sudahkah kita meneladani kasih Kristus yang rela berkorban? Apakah dalam rutinitas harian kita, kita telah melakukan tindakan kasih yang nyata, bahkan jika itu berarti mengorbankan diri?

 

TIM WEB

share

Recommended Posts