Perisai

Perisai

Bacaan : 2 Samuel 22:3

Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku, tempat pelarianku, juruselamatku; Engkau menyelamatkan aku dari kekerasan.

Goliat mendatangi Daud tanpa merasa perlu melindungi diri. Ia merasa tidak perlu memegang sendiri perisai perang untuk melindungi dari serangan musuh. Pembawa perisai berdiri di dekatnya sementara ia berteriak-teriak mencemooh bangsa Israel. Berpikir bahwa tidak akan ada yang berani maju melawannya, ia menantang agar Israel mengirimkan seseorang untuk berhadapan dengannya.

Keyakinan diri Goliat semakin menjadi saat ia melihat seorang dengan postur tubuh yang jauh lebih kecil dibanding dirinya, berdiri beberapa jauh jaraknya. Pria muda itu bernama Daud, kehadirannya sebagai lawan Goliat terlihat sangat tidak seimbang. Orang Filistin itu kian dekat menghampiri Daud dan di depannya orang yang membawa perisainya (1 Samuel 17:41).

Daud datang dengan keyakinan bahwa Tuhan-lah yang menyertainya. Dengan berbekal perisai bahwa Tuhanlah yang akan bertindak, Goliat tergeletak hanya dengan satu kali umban batu yang mengenai tepat di keningnya. Goliat tidak mengenakan perisai dan Daud mengenakan kuasa Tuhan sebagai perisainya.

Ada berbagai cara bagi seseorang dalam melindungi dirinya. Beberapa menggunakan kepandaian sebagai perisai yang melindungi diri dari ketidaknyamanan menghadapi orang lain yang nampak jauh lebih baik dari dirinya. Ada juga yang menggunakan kecantikan dan penampilan diri sebagai perisai perlindungan diri dari rasa rendah diri. Perisai perlindungan seperti ini seringkali membawa diri kepada ketidaknyamanan yang lebih dalam dan menemukan kelelahan yang tidak perlu.

Inspirasi: Tuhan-lah perisaiku yang melindungiku dari segala kegentaranku, seru pemazmur. Setiap orang memerlukan perisai perlindungan diri. Pilih dan kenakanlah perisai yang tepat sebagai perlindungan dari apapun atau dan siapapun sebagaimana yang dilakukan pemazmur.

(LPMI/Lamroida Silalahi)

share

Recommended Posts