Rencana-Nya Jauh Lebih Indah

Rencana-Nya Jauh Lebih Indah

Bacaan: Roma 8 : 24 – 28

 8:24 Sebab kita diselamatkan c  dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; d  sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? 8:25 Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun. e  8:26 Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh f  sendiri berdoa untuk kita 3  g  kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. 8:27 Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, h  mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa i  untuk orang-orang kudus. 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan 4  j  bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil k  sesuai dengan rencana l  Allah.

Dalam kehidupan ini, sering kita tidak mengerti apa yang Tuhan lakukan di dalamnya Banyak hal di luar pemikiran dan harapan kita yang terjadi. Namun semuanya itu harus disyukuri, karena rencana-Nya jauh lebih besar dan baik dari rencana kita.

Frank Slazak, salah seorang astronot yang lolos untuk terbang dengan pesawat Challenger pada tahun 2018 menceritakan kisahnya. “Dari 43.000 pelamar, kemudian mengecil menjadi 10.000 orang dan kini menjadi 100 orang yang berkumpul untuk penilaian akhir. Aku termasuk di dalamnya. Doaku agar dapat lolos sampai pemilihan terakhir. Sampai saat berita terkahir aku masih berharap, ternyata diumumkan bahwa yang terpilih adalah Christina McAufliffe.”

Berhari-hari, aku kecewa, marah pada Tuhan dan menjadi kurang percaya diri. Aku bertanya: mengapa Tuhan? Mengapa bukan aku? Mengapa Engkau tidak mendengar doaku? Sampai waktunya peluncuran, Selasa, 28 Januari 1986. Hari itu aku masih berkata kepada Tuhan: “Tuhan, aku bersedia melakukan apa saja agar dapat berada dalam pesawat itu. Mengapa bukan aku Tuhan?”

Tibalah saatnya peluncuran, hanya dibutuhkan waktu 73 detik, Tuhan menjawab semua pertanyaanku. 73 detik setelah peluncuran pesawat Challenger meledak, menewaskan semua awaknya. Hatiku bergetar dan tubuhku lunglai, rupanya inilah sebabnya mengapa DIA tidak memilihku. Aku menangis bersama beberapa teman astronot.

Aku tidak terpilih dalam penerbangan itu, walaupun aku sangat ingin. Ternyata TUHAN memiliki alasan lain untuk kehadiranku di bumi ini. Ternyata aku tidak kalah, aku masih memiliki misi dalam hidup ini. Sulit memang dimengerti rencana Tuhan, namun selalu lebih indah dari apa yang kita bayangkan dan pikirkan.

Inspirasi: Tuhan tidak pernah merencanakan kegagalan untuk kita. Jika hari ini belum berhasil, ingatlah bahwa DIA bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita.

(LPMI/Wilfred Soplantila)

share

Recommended Posts