Rendah Hati

Rendah Hati

Bacaan: 1 Tawarikh 17 : 16 – 27

“. . . siapakah aku ini, ya TUHAN Allah, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini?” (1 Tawarikh 17 : 16)

Seorang dokter cantik, cerdas, dan sukses suka berbagi ilmu dengan ramah serta rendah hati. Meski kaya raya namun penampilannya tidak neko- neko. Dalam berkomunitas, tetap santun tidak sok pintar, tidak suka menghakimi, bahkan saat difitnah orang beliau tetap tenang membuktikan pembelaan Tuhan.

Dalam perikop di atas, kita melihat Raja Daud sadar sepenuhnya bahwa dirinya tidak bisa melakukan apa-apa tanpa Allah Yang Maha Besar.

Ia rendah hati (ayat 16-19). “Siapakah aku ini, . . . sehingga Engkau membawa aku sedemikian ini? Raja Daud tidak sombong, tidak merasa hebat, namun mengakui campur tangan Allah dalam hidupnya & keluarganya.” Ia merasakan kuasa Tuhan dalam melakukan perkara besar dan memberitahukan segala perkara tersebut itu.

Ayat 20-21, 27. Raja Daud memuji Tuhan satu-satunya penolong yang Perkasa. Tidak ada yang seperti Allah yang membebaskan umat-Nya. Ia percaya sepenuhnya bahwa apa yang Allah berkati, diberkati untuk selama- lamanya.

Mari belajar dari teladan Raja Daud yang rendah hati. Sebenarnya tidak ada yang kita banggakan di hadapan Allah. Tidak perlu merasa paling berjasa, paling pintar, paling sukses, paling menderita, paling rajin, dan lain-lain. Semua yang kita miliki adalah karena kebaikan Allah. Jikalau ada rasa lebih hebat dari orang lain, kita harus segera berlutut di kaki Tuhan. Hanya bersama Allah kita dapat melakukan hal-hal besar bagi kemuliaan nama-Nya.

Inspirasi : Allah sanggup melakukan perkara-perkara besar dengan atau tanpa kita. Mari terus rendah hati mohon pimpinan-Nya.

(LPMI/Rini Djatikoesoemo)

share

Recommended Posts