Respons dari Hati

Respons dari Hati

Bacaan: Mazmur 56 : 1 – 8

Kepercayaan kepada Allah dalam kesusahan

56:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Merpati di pohon-pohon tarbantin yang jauh. Miktam dari Daud, ketika orang Filistin menangkap dia di Gat. (56-2) Kasihanilah o  aku, ya Allah, sebab orang-orang menginjak-injak aku, p  sepanjang hari orang memerangi q  dan mengimpit aku! 56:2 (56-3) Seteru-seteruku menginjak-injak aku sepanjang hari, r  bahkan banyak orang yang memerangi aku dengan sombong. s  56:3 (56-4) Waktu aku takut, t  aku ini percaya kepada-Mu; u  56:4 (56-5) kepada Allah, yang firman-Nya kupuji 1 , v  kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. w  Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku? x  56:5 (56-6) Sepanjang hari mereka mengacaukan perkaraku; y  mereka senantiasa bermaksud jahat terhadap aku. 56:6 (56-7) Mereka mau menyerbu, z  mereka mengintip, mengamat-amati langkahku, a  seperti orang-orang yang ingin mencabut nyawaku. b  56:7 (56-8) Apakah mereka dapat luput c  dengan kejahatan mereka? Runtuhkanlah bangsa-bangsa d  dengan murka-Mu, ya Allah! 56:8 (56-9) Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu 2 . e  Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan? 

Pada suatu hari seorang alumni yang baik dan cerdas main ke rumah, kami saling cerita dan diskusi tentang kehidupan… singkat cerita kami merasakaan hal yang sama yaitu tidak dipercaya sekaligus diprotes/ dicela (istilah Jawa lebih tepat:“Dipaido”) …alumni tersebut menderita sakit mata yang sangat serius sudah lama, hingga memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya yang sangat menjanjikan. Mirip yang saya alami, mata kami tampak luar biasa saja….hanya dokter dan orang tertentu yang bisa memahami dan mengerti. Dan orang yang tidak tahu atau tidak peduli sering “Maido” tidak percaya. Meskipun segala upaya kami lakukan namun Tuhan belum mengijinkan progress apalagi sembuh. Ini misteri Ilahi. Kami mengakhiri pertemuan tersebut dengan saling memberi semangat dan saling mendoakan menikmati cinta kasih Tuhan. Kami harus merespons orang yang jahat dengan kebaikan hati Tuhan. Tuhan pasti punya cara terbaik untuk mendisiplin orang-orang yang pintar “Maido” …..semoga tidak mengalami seperti mata kami,

Raja Daud yang hebat tetap merasakan cinta kasih Tuhan yang amat besar selalu menguatkan ketika menghadapi para musuh yang membencinya. Mari belajar teladan Raja Daud.

Raja Daud memohon belas kasihan dan keadilan Tuhan, saat menghadapi musuh-musuh yang membencinya. ( ayat 1-3). Daud percaya kepada Allah yang akan bertindak terhadap orang-orang yang memusuhi dan membencinya, Ia tidak berdaya menghadapi sendirian, maka Ia berseru pada Allah yang setia dan peduli.

Raja Daud tidak merasa takut karena percaya dan berlindung kepada Alah (ayat 4-5). Orang-orang yang bermaksud jahat dan berusaha mengacaukan perkaranya diletakkan di tangan Tuhan.

Raja Daud percaya dan mengandalkan Tuhan sepenuhnya (ayat 6-8)

Kuasa dan kedaulatan Tuhan membuatnya tenang. Segala siasat jahat dari orang-orang yang membenci dan memusuhinya akan berhadapan dengan Tuhan yang hebat.

Merespon suatu peristiwa atau sikap seseorang; dibutuhkan ketenangan, kedewasaan, kesabaran, dan ketulusan hati. Kecerdasan emosional menekankan kemampuan untuk mengelola respons pribadi terhadap setiap hal kepada Allah. Firman-Nya memberikan ketenangan dan kekuatan. Hanya Allah yang sanggup melindungi, membela, dan memberi kemenangan.

Ispirasi : Allah bertindak tepat waktu untuk melindungi anak-anaknya dari para musuh yang membencinya.

 

 

(LPMI/Rini Djatikoesoemo)

share

Recommended Posts