Semangat untuk Beribadah
Bacaan: Mazmur 5:1-13
“Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau.” Mazmur 5:8
“Kalau urusan pelayanan, saya paling senang. Tetapi kalau urusan ibadah saya tidak terlalu suka. Karena kalau soal ibadah, itu kan urusan dengan Tuhan. Manusia tidak bisa menilai. Meskipun saya jarang baca Firman, jarang berdoa, apalagi ke gereja, asalkan saya giat dalam pelayanan dan penginjilan, saya rasa itu sudah cukup!” Ini proposisi atau pernyataan yang kedengarannya baik-baik saja bukan? Tetapi benarkah pendapat seperti ini?
Orang yang bukan Kristen atau Kristen yang tidak bertumbuh, pasti cocok dengan pikiran tersebut. Dan jenis ini sudah jelas sangat berbeda dengan pengajaran Firman Tuhan. Berbeda dengan apa yang dirasakan oleh pemazmur. Di sini (ay. 2-4), ia menuliskan soal keberaniannya memohon pada Tuhan, karena dia yakin Tuhan mendengar doanya. Kemudian dengan penuh keyakinan bagaimana Allah yang mendengar doanya itu adalah Allah yang kudus, sehingga tidak mungkin kompromi dengan dosa (ay. 5-7; 10-11). Seperti yang juga dikatakan seorang penafsir Mazmur, Alles Ross, “In entreating God to hear his morning prayer, David expressed his confidence in drawing near to God (who hates iniquity) and prayed for divine leadership and blessing for the righteous, and destruction for the wicked.” Kemudian diakhirinya dengan suatu tekad untuk beribadah, dengan permohonan agar Tuhan menuntunnya dalam perjalanan iman (ay. 8-9), kemudian ditutup dengan suatu jaminan bahwa Tuhan akan melindungi, menaungi setiap orang yang beribadah dan mengasihi-Nya (ay. 12-13). Seorang penulis mengatakan bahwa bicara soal ibadah kepada Tuhan, maka Daud adalah contoh yang sangat baik.
Selain pemazmur, tekad untuk beibadah pada Tuhan terlihat dari pernyataan Yosua, “…Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan.” (Yos. 24:15). Yosua menegaskan tekadnya seperti itu, karena di sekitar umat Israel memang ada banyak ilah atau allah lain yang disembah oleh bangsa-bangsa yang tidak percaya pada Allah sejati. Tuhan Yesus, ketika berbicara kepada perempuan Samaria, Ia menegaskan bahwa hanya ada satu yang patut disembah, yaitu Allah yang adalah Roh. Barangsiapa menyembah Dia harus menyembahnya dalam roh dan kebenaran.” (Yoh. 4:24). Sejauh mana kualitas ibadah kita secara pribadi kepada Allah, yang kita sapa dengan Bapa itu?
Inspirasi: Beribadah bukanlah sekedar mengikuti ‘kegiatan’ atau ‘acara’ ibadah, tetapi soal hati – sikap hidup di hadapan Tuhan setiap waktu
(LPMI/Boy Borang)
Recommended Posts
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024
Berdiri Teguh di Tengah Tantangan
November 20, 2024