Semua dari Tuhan

Semua dari Tuhan

Bacaan: Yakobus 3:13-18

Hikmat yang dari atas

3:13 Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan t  perbuatannya u  oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan. 3:14 Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri 1 , v  janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran! w  3:15 Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, x  tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan. y  3:16 Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri z  di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. 3:17 Tetapi hikmat yang dari atas a  adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, b  peramah, penurut, penuh belas kasihan c  dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. d  3:18 Dan buah yang terdiri dari kebenaran e  ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai. f 

Memasuki tahun yang baru, biasanya banyak orang mulai menyusun rencana-rencana, harapan, komitmen, dan impian-impian baru yang ingin dicapai dalam perjalanan hidupnya ke depan. Namun sadar atau tidak, justru pada titik awal ini banyak orang terlena. Karena terlalu sibuk memikirkan rancangan-rancangan dan impian-impiannya ke depan, hingga lupa melibatkan Tuhan Allah dalam perencanaan perjalanan hidupnya. Apakah saudara juga demikian? Saya berharap tidak demikian.

Yakobus dalam suratnya mengajar umat Tuhan pada saat itu, bagaimana harus mengisi hari-hari hidup mereka, supaya hidup mereka sempurna dan utuh dan tidak berkekurangan satu apapun (band. 1:4). Satu harapan dan impian Yakobus kepada umat yang sedang mengalami kemerosotan moral dan kerohanian. Maka, untuk maksud itulah, Yakobus menasehati umat Tuhan agar mereka mau memilih dan menjalani hidup dengan berpegang pada hikmat yang dari atas, yaitu Hikmat Allah (Ay. 13,17). Hikmat Allah itulah yang menuntun umat menemukan kesempurnaan dan keutuhan hidupnya sebagaimana harapan Tuhan Allah kepada setiap umat-Nya. Penekanan pada Hikmat Allah dalam laku hidup umat, berarti juga mengajak umat untuk menempatkan Tuhan Allah sebagai dasar dan pemegang kendali atas hidup mereka. Ia sadar, tidak ada satupun yang dapat dikerjakan umat, tanpa campur tangan dan intervensi dari Tuhan Allah.

Lalu, bagaimana dengan kita? Di mana Tuhan Allah kita tempatkan, saat kita mempersiapkan diri menapaki hari-hari baru yang terbentang di depan kita? Firman Tuhan mengingatkan kepada kita semua, untuk mengawali perjalanan di tahun baru ini dengan membuka diri bagi Hikmat Allah, agar melalui Hikmat Allah kita dimampukan untuk menemukan kesempurnaan dan keutuhan hidup, serta tidak berkekurangan satu apapun. 

(Pdt. Adhitya CN)

share

Recommended Posts