DARI HATI KELUAR MELALUI MULUT

DARI HATI KELUAR MELALUI MULUT

1 Korintus 2:1-5

Konteks
2:1 Demikianlah pula, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat  untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. 2:2 Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. 2:3 Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan  dan dengan sangat takut dan gentar. 2:4 Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh , 2:5 supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan   Allah.

 

Renungan,

Yang keluar dari mulut meluap dari hati, pasti ada saat kita senang, sedih, kecewa ataupun kesal.Hal itu terefleksi melalui kalimat serta intonasi yang kita keluarkan. Ketika senang, kita mengucap syukur. Ketika sedih atau kecewa, kita berkeluh kesah. Ketika kesal, kita meluapkan ucapan yang dapat disesali.

Apa yang Tuhan kehendaki bagi kita dalam mengekspresikan sesuatu melalui perkataan?

  • Tuhan mengkehendaki kita untuk menguduskan nama-Nya.

Pernahkah kita secara sembarangan atau dengan perasaan kesal menyumpahi atau mengutuki nama Tuhan? Ini hal yang sebenarnya Tuhan tidak inginkan, terlihat juga di 10 Hukum Taurat yang ke-3 “Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan”. Meskipun kita telah diselamatkan Kristus dan tidak lagi hidup dibawah Hukum Taurat – namun apa yang kita katakan dapat mencerminkan seberapa besar respek kita terhadap Tuhan. Tuhan suka ketika kita menyebut nama-Nya dalam situasi dan hal yang tepat: dalam doa, pujian penyembahan, ataupun  rasa syukur.

  • Berkata-kata dalam kasih.

Mari berkata-kata  penuh kasih, jangan hambar, supaya tahu bagaimana harus menjawab setiap orang. Seperti Yesus Kristus yang juga senantiasa merespon orang lain dengan dasar kasih, dengan dasar kepedulian nyata terhadap orang lain – kita bisa menerapkan prinsip yang sama. Hal ini bukan hanya dapat menghindarkan kita dari konflik yang tidak perlu, namun juga memancarkan kasih Kristus melalui perkataan kita!

  • Menjaga lidah.

Selayaknya anak terang, kita pun perlu memihak kepada kebenaran melalui apa yang kita ucapkan! Hindari Gossip, fitnah, penipuan, bullying, ataupun perkataan yang melukai orang lain dengan sengaja.

  • Membangun dimana perlu.

Ketika kita merasa kesal atau ingin menyindir, terkadang kata-kata “kotor” yang keluar. Apakah hal itu dapat mencerminkan karakter Kristus melalui diri kita? Lebih baik kita memanfaatkan karunia yang Tuhan berikan untuk berbicara – dengan saling membangun dan memancarkan damai sejahtera!

Dengan melatih diri kita melalui kasih dan kepedulian yang nyata terhadap Tuhan serta sesama, kita dapat mencerminkan kasih Kristus melalui perkataan. Kedagingan tidak dapat menjadi alasan untuk kita berucap sembarangan, sebab kita telah dimerdekakan oleh Kristus! Yuk, kita bersyukur meski dalam kondisi yang sulit, saling membangun dalam dasar kasih, dan senantiasa mengandalkan hikmat Tuhan.

 

Jagalah hati kita masing-masing dengan Firman Tuhan dan ucapkan perkatan baik yang bersumber dari hati yang penuh Firman itu; maka kita akan menyaksikan dampaknya dan hidup orang-orang yang mendengar perkataan baik kita menjadi dikuatkan.

 

 

(SMK)

Share

Recent Sermons