KAYA DALAM KRISTUS

KAYA DALAM KRISTUS

Bacaan: Yakobus 1 : 9 -11

Keadaan rendah dan keadaan kaya

1:9 Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi, o  1:10 dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga p  rumput. 1:11 Karena matahari terbit dengan panasnya q  yang terik dan melayukan r  rumput itu, sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah s  semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya; di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap.

 

Anomali terjadi selama Indonesia dilanda pandemi Covid-19. Jumlah orang kaya bertambah banyak.Dana pihak ketiga perbankan semakin melimpah. Mengutip data Bank Indonesia, DPK perbankan tercatat mencapai Rp6.723,3 triliun per Juni 2021. Angka ini tumbuh 11,7 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/yoy).

Fenomena bertambahnya orang kaya di Indonesia karena didorong aset produktif yang tetap menghasilkan uang sekalipun di masa pandemi. Saat bersamaan, jumlah penduduk miskin juga semakin banyak. Ini terjadi karena rata-rata orang miskin tidak memiliki aset produktif. Adapun penghasilan mereka hanya mengandalkan gaji. Atau paling tidak bergantung kepada keuntungan usaha.

Bagaimana sikap kita terhadap kekayaan ?

Yakobus memulai suratnya dengan menyapa umat percaya yang miskin dari kelompok Yahudi, yang disebutnya memiliki “kedudukan yang tinggi” (ayat 9). Meskipun orang-orang ini dipandang rendah oleh dunia, mereka memiliki banyak hal yang dapat dibanggakan.

Mereka dikaruniai “segala berkat rohani di dalam Kristus”, mereka adalah anak-anak Allah dan para ahli waris bersama-sama dengan Kristus

Dalam Kristus, orang-orang yang miskin sungguh menjadi kaya! Mereka bisa disebut sebagai orang-orang miskin yang kaya.

Yakobus lalu ganti menyapa umat percaya yang kaya secara materi, yang disebutnya memiliki kedudukan yang rendah (ayat 10). Meskipun mereka mungkin bisa menikmati hidup yang lebih baik dari orang lain, Yakobus mengingatkan bahaya yang mereka hadapi: mereka cenderung mengandalkan harta kekayaan mereka, lupa bahwa semua pencapaian mereka itu tidak akan bisa bertahan selamanya, sama seperti bunga rumput (ayat 10-11). Sebab itu, umat percaya perlu belajar untuk bermegah dalam keadaan yang rendah, selalu datang dengan kesadaran bahwa mereka miskin secara rohani dan embutuhkan Tuhan, sama seperti saat mereka pertama kali datang kepada Kristus. Mereka bisa disebut sebagai orang-orang kaya yang miskin.

Kedua paradoks tersebut diberikan Yakobus untuk menjelaskan bahwa segala sesuatu yang kita punya di bumi ini suatu hari kelak akan lenyap, baik itu keadaan yang miskin maupun kaya (ayat 11). Sebab itu, rasa aman kita haruslah diletakkan pada harta yang bersifat kekal.

Mari kita mencari kekayaan rohani yang sejati di dalam Kristus dan menempatkan rasa aman kita di dalam Tuhan yang senantiasa mencukupkan hidup kita dengan kehadiran-Nya.

Memiliki Tuhan berarti memiliki segalanya!

 

(FK)

Photo: istimewa

Share

Recent Sermons