MERDEKA DALAM FIRMAN ALLAH

MERDEKA DALAM FIRMAN ALLAH

 Bacaan Yohanes 6:35-40

6:35 Kata Yesus kepada mereka: “Akulah h  roti hidup 1 ; i  barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya j  kepada-Ku, ia tidak akan haus k  lagi. 6:36 Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. 6:37 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku l  akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang 2 6:38 Sebab Aku telah turun dari sorga m  bukan untuk melakukan kehendak n -Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. o  6:39 Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku p  jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. q  6:40 Sebab inilah kehendak Bapa-Ku 3 , yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak r  dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, s  dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.”

 

Mengikuti tema kita hari ini, kalimat Yesus diatas dapat dikaitkan dengan status kita sebagai orang percaya. Namun, apakah artinya hidup sebagai orang merdeka?

 merdeka /mer·de·ka/ /merdéka/ a (1) bebas (dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya); berdiri sendiri; (2) tidak terkena atau lepas dari tuntutan; (3) tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu, leluasa.

 Menurut KBBI, kata ‘merdeka’ diartikan sebagai kebebasan atau ketidak-terikatan. Dalam konteks keselamatan, kita merdeka karena kita telah bebas dari hukuman kekal dan tidak terikat oleh dosa. Mengapa? Sebab kita yang percaya kepada-Nya telah menjadi anak-anak terang! (Yohanes 43:36)

 Kemerdekaan di dalam Firman Allah.

Jika kita memperhatikan kisah di perjanjian lama, banyak umat Tuhan yang telah terlibat kedalam berbagai macam perbudakan, kemudian diselamatkan oleh kuasa-Nya. Salah satunya ialah ketika bangsa Israel diperbudak oleh bangsa Mesir. Tuhan menunjukkan kekuasaan dan kasih-Nya melalui peristiwa tersebut, yang setelahnya semakin menguatkan esensi ‘kemerdekaan’ bagi bangsa Israel yang telah melalui suatu masa ‘perbudakan’.

Kita bisa melihat bahwa peristiwa tersebut juga menggambarkan keselamatan yang Yesus berikan: keselamatan akan dosa. Ia hadir sebagai terang yang memberikan kita kemenangan atas dosa dan kegelapan. Namun selayaknya status kita sebagai ‘orang merdeka’, kita-pun perlu merespon keselamatan yang telah Tuhan berikan dengan baik!

 Tinggal di dalam Sang Pokok Anggur.

Yesus Kristus telah menyebutkan dalam Yohanes 15:1-16 untuk tetap tinggal di dalam-Nya agar dapat tetap berbuah. Yang dimaksud Yesus ialah bagaimana kita hidup sebagai orang percaya atau orang merdeka? Jika kita dapat tetap tinggal di dalam pokok dan berbuah, maka semakin berbuahlah kita – namun jika sebaliknya, kita hanyalah bagaikan ranting yang kering dan layak dibuang. Kita memang sudah bersih dan ditebus oleh darah-Nya, namun perihal berbuah dan tidak berbuah adalah tanggung jawab kita masing-masing! Bagaimana kita tetap tinggal? Dengan menuruti perintah-Nya maka kita tinggal di dalam kasih-Nya.

Saudara yang kekasih, hidup sebagai orang merdeka mungkin terasa dan terdengar sulit, namun tidak jika kita mengandalkan Tuhan dan Roh Kudus! Selain menghidupi nilai-nilai Firman, kita juga perlu mengisi roh kita dengan Firman dan Kasih itu sendiri: melalui doa, membaca dan merenungkan Alkitab, persekutuan, pujian dan penyembahan.

Maka, percayalah bahwa dengan iman yang teguh dan disertai perbuatan yang didasarkan oleh kasih dan kebenaran, kita dapat terus berbuah di dalam Kristus! Kita tidak lagi tinggal di dalam dosa, ketakutan maupun keterikatan. Hidup adalah proses yang perlu kita jalani, dan tanggung jawab kita masing-masing ialah untuk terus belajar meresponi proses dengan baik.

 

 (SMK)

Photo: Istimewa

Share

Recent Sermons