Warisan Fana Atau Abadi

Warisan Fana Atau Abadi

Bacaan: Amsal 19:14-19

19:14 Rumah dan harta adalah warisan nenek moyang, s  tetapi isteri yang berakal budi adalah karunia TUHAN 1 . t  19:15 Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar. u  19:16 Siapa berpegang pada perintah, memelihara nyawanya, tetapi siapa menghina firman, akan mati. v  19:17 Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN 2 , w  yang akan membalas perbuatannya x  itu. 19:18 Hajarlah anakmu 3  selama ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya. y  19:19 Orang yang sangat cepat marah akan kena denda, karena jika engkau hendak menolongnya, engkau hanya menambah marahnya.

Warisan umumnya identik dengan harta benda dan kedudukan. Keluarga bisa menjadi rukun atau menjadi terpecah, seorang anak tega memenjarakan ibunya perkara harta, bahkan saling bunuh antara kakak beradik akibat berebut warisan kedudukan. Warisan juga bisa diperebutkan antara ahli waris dengan pemerintah contohnya sebuah Taman Hiburan.

Amsal 19:14 memberikan perspektif pola pikir yang sangat revolusioner, “Rumah dan harta adalah warisan nenek moyang, tetapi isteri yang berakal budi adalah karunia TUHAN”, Roh Kudus membandingkan dua hal yang berbeda nilai dan persektif, kedua hal yang dikontradiksikan ini juga memberi pesan bahwa istri yang baik itu kita rindukan,dan temukan, juga bisa menjadi warisan prinsip hidup dan praktek iman. Jodoh anak kita adalah hak mereka dan karunia Tuhan, namun kita bisa mewariskan prinsip hidup dan mempersiapkannya pula. Sebagai orang tua, selain anak harus dididik untuk mengenal Tuhan dan hidup dalam kebenaran-Nya, harapan kita calon pasangannya pun demikian. Tentu kita berharap dan berdoa agar calon besan kitapun memiliki visi dan misi hidup yang sejalan dalam membesarkan anaknya. Inilah salah satu praktek memberikan warisan iman pada anak cucu. Jadi selain warisan materiil, ada juga warisan prinsip hidup, gaya hidup, proses dan prestasi kerja, ilmu pengetahuan, dan juga karakter.

Benih iman bagi anak keturunan kita untuk percaya pada Yesus adalah karunia Allah, namun bagaimana kita menjalani hidup beriman, menjadi penatalayan yang benar atas waktu, talenta, dan harta adalah warisan riil yang dilihat, dirasakan dan akan tersimpan seumur hidup mereka. Sebagai orang tua, kita wajib memberikan kecukupan materi pada anak kita, namun kita harus berjuang keras memberi teladan dan menanamkan penatalayanan yang benar agar mereka mendapatkan karunia kuasa (bd. Pengkhotbah 5: 18 dan 6:2) untuk menikmati harta tersebut dalam pimpinan Tuhan.

Inspirasi:Selain warisan untuk bekal hidup yang wajar, kita perlu mewariskan prinsip-prinsip hidup Alkitabiah.

(LPMI/WDj)

Photo:Istimewa

 

Share

Recent Sermons