SUKACITA DIBALIK DUKACITA

SUKACITA DIBALIK DUKACITA

Firman Tuhan    : Lukas 6:21b, 25b

Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa… Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. (Lukas 6:21b, 25b)

 

Pernahkan kita merasa berdukacita yang mendalam oleh karena kita bergumul dalam diri kita tentang sesuatu hal yang sudah kita buat dan kita sadar bahwa itu adalah dosa? Kita menyesal, kita menangis. Kita sampaikan semua itu kepada Tuhan. Atau pernahkan kita menangis karena suatu hal yang kita lakukan rasanya berat tetapi kita terus lakukan itu dengan tekun karena kita tahu itu adalah kehendak Tuhan? Apakah hasil akhir dari semua hal di atas? Apakah kita berbahagia? Atau kita masuk dalam penderitaan yang dalam?

Bagian firman Tuhan hari ini, Lukas menulis ucapan Tuhan Yesus tentang rahasia kebahagiaan bagi mereka yang menangis karena kehendak Tuhan. Kata menangis dalam teks di atas dalam bah. Yunani adalah klaiō artinya terisak-isak, yaitu meratap dengan keras. Dalam kitab Mazmur, Pemazmur selalu menangis meratapi dirinya, karena dosa, tekanan, beban berat dan ditindas musuh. Mazmur 126:5-6, Mamur 6:6, Mazmur 42:3. Ayat-ayat itu merupakan ungkapan yang sangat dalam tentang pengumulan berat, tekanan yang dialaminya. Dia menyampaikan perasaannya secara jujur kepada Tuhan, sebab dia tahu bahwa Tuhan memperhatikan dan menghargai apa yang dia lakukan (Mazmur 58:6).

Uraian di atas mengajar kita banyak hal tentang perjalanan hidup kita. Pertama, persoalan terbesar dalam hidup kita yang menyebabkan kita menangis dan menderita sangat dalam adalah dosa. Dosa membuat manusia terpisah dengan Tuhan. Dosa membuat persekutuan kita dengan Tuhan rusak. Dosa membuat kita tidak tenang, tertekan dan tidak percaya diri dalam menjalani hidup ini. Tetapi Tuhan Yesus mengasihi kita, Dia menyelamatkan kita dari perbudakan dosa melalui pengorbanan-Nya di kayu salib. Pemazmur mengungkapkan rasa bahagianya ketika ia tahu bahwa dosanya sudah diampuni, “Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu! Maz. 32:1-2. Kedua, Alkitab mengajar kita bahwa segala usaha yang kita lakukan dengan tujuan yang mulia selalu ada harga yang harus dibayar. Tangisan, pengorbanan, tekanan dll, kita akan alami dan jalani tetapi hasilnya membawa kita kepada sukacita yang sangat berlimpah (Maz. 126:5-6). Saya ingat waktu kuliah dengah keterbatasan saya dalam berbahasa Inggris. Tetapi dalam hati saya, saya percaya Tuhan akan menolong. Dua hal penting yang yang saya pegang dalam hidup saya adalah pertama bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dan kedua adalah tekun mengerjakan semua yang dipercayakan dalam proses perkuliahan. Puji Tuhan, dengan anugerah Tuhan saya dapat menyelesaikan studi dengan baik dengan hasil yang di luar ekspetasi saya. Tuhan selalu menghargai usaha yg kita lakukan dengan proses yang benar. Proses yang benar tidak pernah mengkhianati hasil.

Dunia selalu menawarkan jalan pintas dengan tawaran-tawaran yang menggiurkan. Membuat kita tertawa dan terpesona olehnya. Tetapi pada akhirnya membawa kita pada penderitaan dan kehancuran yang dalam. Karena itu Yesus mengecam mereka yang terbuai oleh dunia ini. Dalam ayat 25b Lukas menulis perkataan Yesus, “Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis.”

Bagaimana dengan kita? Apakah kita saat ini ada dalam tekanan, penderiataan karena kita masih mempertahankan dosa? Mari akui itu semua dan datang kepada Tuhan dengan penuh kerendahan hati (2 Taw. 7:14). Ataukah kita ada dalam situasi-situasi sulit, tertekan karena ada suatu hal yang kita sedang hadapi. Ingat! Selama kita melakukan itu sesuai kehendak Tuhan, Dia berjanji akan memberikan jalan keluar dan kemenangan bagi kita.

Inspirasi: Lebih baik sukacita yang diawali dukacita, dari pada sukacita diakhiri dukacita. Mengikut Yesus tanpa air mata tidaklah mungkin, namun ingatlah air mata dukacita itu akan diganti dengan air mata sukacita.

LPMI/Jerry Tamburian

share

Recommended Posts