Syukur Yesus untuk Orang Kecil

Syukur Yesus untuk Orang Kecil

Bacaan: Matius 11: 25-3

Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. (Ay. 25)

Jika kita mengikuti seminar berskala nasional dengan pembicara pejabat tingkat pusat biasanya rujukan data menjadi penting dan bernilai tinggi. Informasi yang diberikan umumnya tidak bisa diakses oleh sembarang orang. Artinya siapa pemilik informasi dan siapa yang layak mendapat akses informasi diatur dengan jelas dan terukur. Ini budaya yang wajar termasuk dalam dunia bisnis, intelijen, dan penelitian akademis. Namun hal ini bertolak belakang dengan pernyataan Yesus mengenai pengenalan akan Allah. Orang yang bijak dan pandai menurut kacamata dunia tidak mendapat “izin” atau anugerah mengenal Bapa, sementara sebagian orang yang kecil dalam pandangan dunia mendapatkannya. Sebagian para rasul adalah masyarakat kelas bawah, mereka nelayan biasa, bukan kaum terpelajar, orang berkecukupan, atau ahli Taurat.

Pernyataan Yesus diatas mendasari pada siapa Yesus berkenan pula menyatakan Diri-Nya. Dan setelah itu Yesus membuka Diri-Nya pada siapapun yang letih lesu dan berbeban berat, yaitu mereka yang merasa dirinya tidak berdaya, tidak mampu, yang merasa lemah dan sebagainya, yaitu mereka yang merasa kecil, berdosa dan sungguh membutuhkan Tuhan. Ini bertentangan dengan orang bijak dan pandai menurut dunia dimana mereka tidak membutuhkan Tuhan. Hal ini penting karena Tuhan tidak mungkin memilih frasa yang bertentangan dalam satu perikop firman-Nya.

Pelajaran sederhana bagi kita saat ini, pertama jangan pernah merasa diri bijak dan pandai dihadapan manusia dan dihadapan Tuhan. Setinggi apapun kepandaian manusia itu tidak ada nilainya karena otak kita dengan semua potensi dan “kehebatan” nya pun hanya sejumput debu kecil diantaradahsyatnya semesta ciptaan Tuhan. Kedua selalu berserah dan mengakui kedaulatan, kemahakuasaan, dan kasih terbesar-Nya dalam pengorbanan Kristus, menyadari kebutuhan keselamatan kekal dalam pengorbanan Kristus.

Inspirasi: Jadilah orang kecil dihadapan Tuhan, sehingga kita dilayakkan untuk semakin dalam mengenal hati Bapa.

(LPMI/Wahju Djatikoesoemo)

share

Recommended Posts