Tanda Kasih Kecil untuk Tuhan

Tanda Kasih Kecil untuk Tuhan

Bacaan : Ibrani 10:19-25

Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
Ibrani 10:24 (TB2)

 

Hari Minggu siang, sepulang ibadah, kami berlima—saya, istri, dan ketiga anak perempuan kami—makan siang di tempat langganan kami, Rumah Makan Ikan Cere, yang tak jauh dari rumah. Seperti biasa, tempatnya ramai, penuh aroma ikan goreng dan sambal matah yang menggoda.

Dua anak kami yang lebih besar langsung menyantap ikan cere kesukaan mereka dengan semangat. Sementara si bungsu, yang masih duduk di kelas 1 SD, memilih pesanannya sendiri: telur dadar dan nasi putih, makanan favoritnya.

Namun baru separuh makan, si bungsu mulai terdistraksi. Tangannya meraih mainan kecilnya dan mulai melirik HP. Piringnya masih berisi, nasi dan telur tersisa.

Mamanya lalu menoleh dengan lembut dan berkata:
“Sayang, ayo makanannya dihabisin dulu ya.”

“Udah kenyang, Ma. Nanti aja ya makannya.”

Mamanya tersenyum sabar, lalu duduk lebih dekat dan berkata dengan suara lembut:
“Nak, tadi kita habis dari gereja bilang terima kasih sama Tuhan. Nah, salah satu cara bilang terima kasih itu ya dengan menghargai berkat yang kita terima. Termasuk makanan ini.”

“Kalau makanannya disisakan, sayang banget. Tuhan sudah kasih, orang dapur sudah masak, dan kita bisa duduk makan bareng-bareng. Kalau kamu habiskan, itu tandanya kamu juga sayang sama Tuhan.”

Si bungsu menatap piringnya, lalu menaruh kembali mainannya. Tanpa banyak bicara, ia mulai menyendok kembali makanannya—sendok demi sendok, sampai habis.

Dalam masa pra-Paskah ini, kita diingatkan tentang kasih Yesus yang besar, yang diberikan lewat pengorbanan-Nya yang sempurna. Maka respon kita juga harus nyata—bukan hanya lewat kata, tapi lewat tindakan kecil yang tulus dan sungguh-sungguh.

Menghabiskan makanan, menunda bermain, atau menjaga sikap hormat adalah tindakan sederhana, tapi jika dilakukan karena kasih kepada Tuhan, itu menjadi persembahan yang berharga.

 

Kadang tanda sayang kepada Tuhan bisa sesederhana: tidak menyisakan makanan di piring.”

 

TIM WEB

share

Recommended Posts