Terang yang Terus Menyala

Terang yang Terus Menyala

Bacaan: Yesaya 60:17-22

60:17 Sebagai ganti tembaga Aku akan membawa emas, s  dan sebagai ganti besi Aku akan membawa perak, sebagai ganti kayu, tembaga, dan sebagai ganti batu, besi; Aku akan memberikan damai t  sejahtera dan keadilan yang akan melindungi dan mengatur hidupmu. u  60:18 Tidak akan ada lagi kabar tentang perbuatan kekerasan v  di negerimu, tentang kebinasaan atau keruntuhan w  di daerahmu; engkau akan menyebutkan tembokmu “Selamat x ” dan pintu-pintu gerbangmu “Pujian y “. 60:19 Bagimu matahari tidak lagi menjadi penerang 1  z  pada siang hari dan cahaya bulan tidak lagi memberi terang pada malam hari, tetapi TUHAN akan menjadi penerang abadi bagimu dan Allahmu akan menjadi keagunganmu. a  60:20 Bagimu akan ada matahari b  yang tidak pernah terbenam dan bulan yang tidak surut, sebab TUHAN akan menjadi penerang abadi bagimu, dan hari-hari perkabunganmu c  akan berakhir. 60:21 Pendudukmu semuanya orang-orang benar 2 , d  mereka memiliki e  negeri untuk selama-lamanya; mereka sebagai cangkokan f  yang Kutanam g  sendiri untuk memperlihatkan keagungan-Ku. h  60:22 Yang paling kecil akan menjadi kaum yang besar, dan yang paling lemah akan menjadi bangsa i  yang kuat; Aku, TUHAN, akan melaksanakannya dengan segera j  pada waktunya.

Di lorong gelap tanpa cahaya, kita tidak bisa melihat apapun. Jika kita tidak berhati-hati, kita bisa terantuk dan jatuh. Cahaya sangat dibutuhkan untuk bisa melaluinya. Tanpa cahaya, kita tidak akan tahu bahaya yang ada di depan kita. Manusia yang hidupnya dikuasai dosa ibarat seseorang yang berjalan di lorong gelap. Ia tidak mampu melihat bahaya yang terbentang dan ia kesulitan memilih jalan yang benar, maka itu diperlukan cahaya untuk keluar dari kegelapan itu, supaya ia dapat hidup dalam terang.

Sejarah kehidupan umat percaya menunjukkan bahwa Allah tidak membiarkan umat-Nya terus hidup dikuasai kegelapan, di bawah bayang-bayang maut, oleh karena dosanya. Allah memanggil umat untuk bertobat dan mengingatkan mereka melalui berbagai peristiwa. Kitab Yesaya menggambarkan hukuman Allah atas bangsa Israel yang memberontak. Hukuman Allah itu terjadi dalam berbagai bentuk, seperti bencana alam, kekalahan militer dalam peperangan, dan penyakit. Namun demikian, Allah juga digambarkan sebagai pribadi yang pemurah dan penuh belas kasih. Hukuman-Nya semata-mata sebagai bentuk peringatan, agar umat bertobat dari pemberontakannya dan kembali kepada-Nya. Allah yang membiarkan umat-Nya mengalami bencana dan pembuangan adalah Allah yang juga memulihkan dan membebaskan. Demikianlah nubuat pemulihan Sion dalam Yesaya 60 menjadi pengharapan akan pulihnya kehidupan umat Allah. Secara ideal, umat digambarkan akan dituntun oleh terang sejati. Nubuat yang diimani tergenapi dalam diri Yesus.

Tuhan adalah Penerang yang membuat kita berjalan dalam terang, yakni kehidupan yang dituntun oleh sabda-Nya, sehingga hidup kita tidak lagi dikuasai kegelapan. Terang sejati itu, kita imani dalam Kristus yang menuntun pada kehidupan kekal. Dalam Kristus, kita mengenal terang yang tak pernah padam, yang akan terus menopang untuk menerangi kegelapan agar kita hidup dalam kebenaran. Cahaya Kristus menolong kita untuk melihat jalan yang terbentang di depan, sehingga kita dapat melihat jalan yang menuju kekekalan. Berpegang teguh pada terang yang tak pernah padam adalah pilihan terbaik yang menghantarkan kita pada kegenapan rahmat keselamatan yang Tuhan sediakan bagi semua ciptaan.

(Pdt. Adhitya CN)

share

Recommended Posts