Tetangga yang Dekat

Tetangga yang Dekat

Bacaan: Amsal 27:7-10

“Jangan kau tinggalkan temanmu dan teman ayahmu. Jangan datang di rumah saudaramu pada waktu engkau malang. Lebih baik tetangga yang dekat daripada saudara yang jauh.” (Amsal 27:10)

Menurut Kidner, perspektif amsal ini lebih kepada soal persahabatan dalam jangka panjang, daripada sekedar ikatan kekeluargaan. Normalnya, keluarga atau handai taulan, tentu sangat diandalkan untuk menolong di saat-saat sukar (Amsal 17:17). Namun bagaimana kalau mereka tinggal berjauhan, maka tetanggalah yang justru menjadi andalan yang diharapkan. Orang percaya tidak boleh bersifat eksklusif dalam kehidupan sosial. Ia harus inklusif (membaur) dalam masyarakat dengan beragam latarbelakangnya. Bahkan aktif membangun relasi, persahabatan dengan siapapun juga. Justru merekalah keluarga yang dekat, dibanding banyak saudara tetapi jauh. Pengamatan Salomo, bahwa relasi yang baik dan luas sangatlah penting. Seorang bapak bersaksi tentang hal ini, ia berkata, “Banyak teman atau kenalan itu merupakan kekayaan. Ternyata uang atau harta bukanlah segala-galanya. Dengan banyak teman atau relasi, terasa adanya kekuatan yang besar. Kita membutuhkan mereka atau sebaliknya mereka juga membutuhkan kita.”,

Gereja mula-mula merupakan contoh yang baik bagaimana membangun hubungan dalam komunitas. Meskipun mereka tidak bersaudara secara lahiriah (hubungan darah daging), namun bersaudara secara batiniah. Adanya suatu relasi kasih yang saling memperhatikan. Kehadiran mereka menjadi ‘sangat diperlukan’ dalam masyarakat. Lukas mencatat dalam Kisah 2:47 mereka disukai banyak orang. Tembok kebangsaan, apakah itu Yahudi, Yunani, Italia, dan lain-lain, diterobosi oleh semangat kekeluargaan dalam Kristus. Hal ini terasa pula dalam gereja di mana kita berada. Setiap jemaat dapat merasa bahwa gereja lokal dan tetangga adalah keluarga dekatnya. Pertanyaan bagi kita: Sudah seluas apa relasi atau jaringan yang kita bangun di mana kita berada?

Inspirasi: Menjalin hubungan dan persaudaraan dengan semua orang adalah karakteristik orang percaya, mulai dari lingkup keluarga maupun masyarakat luas.

(LPMI/Boy Borang)

share

Recommended Posts