THE POWER OF CHANGE

THE POWER OF CHANGE

Firman Tuhan: Markus 1:21-28

 “Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.” (Markus 1:45)

 

Orang yang sudah mengalami sesuatu yang sangat berarti baginya, sangat sulit dibendung dan tidak bisa dilarang begitu saja. Kalau dihambat, Ia malah lebih bersemangat lagi, tak peduli apa kata orang. Seperti si kusta itu, tampaknya ia sudah tak menggubris apa yang dikatakan Yesus, supaya ia pergi dahulu kepada imam, memberi persembahan, setelah ditahirkan dari sakit kustanya. Dalam pikirannya, kewajiban itu dapat ditunda, tidak terlalu penting, karena ada prioritas yang lebih tinggi yaitu menceritakan perbuatan Tuhan dalam hidupnya. Dorongan untuk memberitakan apa yang ia alami, begitu bergelora di hatinya. Sebab Tuhan telah mentahirkannya, bukan secara fisik saja, tetapi menyucikan hatinya yang najis oleh dosa itu. Seperti yang dialami oleh seorang mahasiswa yang tadinya dikenal suka adu jotos, setelah dia bertobat, ia merasakan suatu perubahan yang ajaib, dan apa yang terjadi, dia tidak bisa diam. Saat ketemu orang, ia selalu berbicara tentang Kristus yang telah mengubah hidupnya. Tiap kali ia bicara Injil, itu semua bersifat spontan dan alami. Tidak ada beban, kecuali dipenuhi sukacita. Ini akan sangat berbeda, kalau bukan karena suatu perubahan hidup, mungkin hanya sekedar beragama Kristen, itu akan terasa sangat berat, suatu kewajiban yang kaku, akhirnya tidak menikmati apa yang ia lakukan.

Memang setiap orang yang membagikan berita Injil, mutlak sudah mengalami pembaharuan hidup (2 Kor. 5:17). Perubahan yang sangat nyata itu akan terlihat dalam kehidupan sehari-hari. David Lowery, penafsir kitab 2 Korintus, menulis tentang transformasi Paulus, yang tadinya seorang penganiaya Kristus (persecutor of Christ), menjadi seorang proklaimer of Christ (pemberita Kristus), Kis. 9:5; 20-22). Tatkala ia benar-benar bertobat dan percaya pada Injil Kristus, pergerakan rohaninya menjadi begitu dinamis. Kemana pun pergi, berita kesukaan (Injil) itu terus menyertainya. Kita tahu, setiap kali ada upaya yang menghambat pergerakannya, ia selalu siap membela dan mempertahankan panggilan misionernya. Mulai dari Kis. Pasal 13 sampai 28, dinamika Injil itu bersifat progresif dan ekspansif, ibarat sebuah episode cerita yang hampir tanpa celah. Seorang hamba Tuhan berkata, “Tatkala anda mulai kehilangan semangat melayani, bacalah Kisah Para Rasul, maka anda akan bangkit lebih kuat lagi.” Lagu “He Touch Me” – “Dia Jamah”, telah menjadi salah satu lagu yang terus memelihara semangat melayani. Mengapa? Karena setiap kita boleh seperti sekarang karena dijamah oleh Tuhan. Jamahan-Nya yang penuh kasih telah mengubah kita. Haleluya!

Inspirasi: Tak seorangpun di dunia ini yang dapat merencanakan besok atau lusa dia akan berubah. Tuhan dapat menjamah dan mentahirkan hati seseorang pada waktu yang dikehendaki-Nya.

LPMI/BB

 

POKOK DOA:

 

share

Recommended Posts