THE POWER OF INFLUENCE

THE POWER OF INFLUENCE

Firman Tuhan: Markus 2:13-17

 “Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia.” (Markus 2:15)

 

Promosi suatu barang dagangan, meskipun sudah dipaparkan dengan kata-kata indah, seringkali masih dianggap sepi, karena masih terasa abstrak. Tetapi coba kalau ada contoh nyata, di mana ada seorang berpengaruh di sana, tak usah banyak bicara, banyak orang akan mencarinya. Bukankah itu yang terjadi pada Lewi, ketika Yesus makan di rumahnya? Ia tidak perlu banyak bicara, para pemungut cukai pun datang sendiri berkumpul di rumah itu. Pengaruh Lewi memang sangat terasa. Pengaruhnya menjadi begitu besar karena ada Yesus Tuhan, yang bersama-bersama dengan dia. Bahkan orang-orang lain pun, yang ditulis Markus sebagai orang-orang berdosa pun ada di sana, dan bisa kita bayangkan bagaimana raut wajah mereka di rumah itu. Pasti hati mereka penuh dengan sukacita. Mengapa? Ada Yesus yang mau menerima, mengasihi dan mengampuni dosa itu. Satu peristiwa ajaib, yang Lewi sendiri tak pernah menduga akan terjadi, apalagi rekan-rekan tax collectornya, benar- benar ini surprise bagi mereka. Mereka sangat merasakan, bagaimana orang Yahudi begitu benci pada mereka, mengucilkan dan menghakimi mereka sebagai orang berdosa, tetapi Yesus malah menyambut dan merangkul mereka dengan kasih-Nya. Kebencian dunia ditutupi dengan kasih ilahi yang penuh melimpah di hati mereka (cf. Yoh 10:10b). Rangkulan kasih yang terjadi dalam hati Lewi, memberi pengaruh besar dan merambat ke dalam hati banyak orang.

Coba kita bayangkan, apa yang terjadi kalau Lewi (Matius) sendiri mengeraskan hati, menghindari Yesus, pergi jauh entah ke mana, dia tentu kehilangan kesempatan mengalami kasih dan pengampunan Allah. Dan sikapnya itu memengaruhi para pemungut cukai dan orang berdosa lainnya. Mereka tetap dalam posisi dan kondisi kekeringan rohani, tanpa damai sejahtera dan pengharapan yang kekal, seperti yang dijanjikan Yesus bagi mereka yang percaya (Yoh. 14:27). Tetapi syukurlah, Lewi membuka hatinya, dan banyak orang menikmati berkat rohani di dalamnya. Itulah Matius, seorang yang tadinya tax collector, menjadi seorang people collector yang luar biasa. Seorang penafsir berkata tentang Lewi, “Perbuatan misionarisnya yang pertama ialah, menjamu Yesus di rumahnya dan mengundang teman sekerja dan kenalan-kenalannya untuk menemui Yesus. Bukan saja rumahnya yang luas, tetapi hatinya juga begitu luas menerima kehadiran Tuhan dan orang banyak itu. Lalu, bagaimana dengan kita? Sudah berapa banyak jiwa yang datang di kaki Tuhan, lewat keterbukaan dan pengaruh kita?

 

Inspirasi: Jika hati seorang influential – orang berpengaruh sudah terbuka, maka itu menjadi jalan terbuka bagi orang di sekitarnya beroleh berkat.

LPMI/BB

 

share

Recommended Posts