The Price Jesus Paid
Bacaan : Yohanes 18:1-40, 19:1-42
“Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh”. (Yesaya 53:5)
Kita pasti ingat kisah Ferdy Sambo yang divonis hukuman mati, karena kejahatannya yang pantas dia terima. Berbeda dengan Yesus. Yesus dihukum karena dosa semua umat manusia bukan dihukum karena kesalahan-Nya.
Dalam bacaan hari ini, setelah Yesus menyampaikan pengajaran-Nya, Dia dengan kesebelas murid-Nya kecuali Yudas (karena sibuk dengan urusan menjual Yesus) pergi ke seberang sungai Kidron, di taman Yesus berdoa. Dan di situlah Yudas dan golongan Farisi pergi menangkap Yesus. Namun kita bisa melihat Petrus maju menyerang orang-orang Farisi itu. Petrus maju dan memutuskan telinga Malkus. Namun, Yesus berkata sarungkan pedangmu. Bahkan Yesus menyembuhkan telinga Malkus. Yesus menunjukkan kesiapan- Nya untuk ditangkap dan dihukum. Terbukti Dia siap ditangkap dan siap dibawa ke Pilatus, ke Herodes dan balik lagi ke Pilatus. Yesus tidak protes. Yesus siap disalib bukan dibebaskan sama seperti Barabas. Yesus tidak membela diri. Yesus siap diolok-olok, dipakaikan mahkota duri, diberi anggur asam. Itulah penderitaan Yesus. Supaya genaplah Firman dalam Yesaya 53:5 dan Matius 20:19.
Yesus mati untuk kita sehingga dosa-dosa kita diampuni, kita dapat memiliki hubungan yang baik dengan Allah, kita disebut anak-anak Allah. Sesungguhnya kita tidak pantas untuk menerima itu seharusnya yang kita terima adalah upah dari dosa-dosa kita yaitu maut. Itulah kasih anugerah Allah bagi kita. Keselamatan, hidup yang kekal yang kita terima (Roma 6:23). Allah sungguh mengasihi kita (Roma. 5:8). Itulah rencana keselamatan Allah bagi kita. Pertanyaannya apakah kita bisa sama seperti Yesus yang mau mati untuk orang-orang yang sudah berbuat jahat? Apakah kita bisa? sanggup?
Sesungguhnya kita tidak sanggup, hanya Yesus yang sanggup. Selayaknya kita sebagai anak-anak Tuhan harus tetap teguh beriman kepada Yesus. Bila masalah datang jangan sampai kita berpaling kepada yang lain. Karena Yesus sudah mati untuk kita. Menanggung dosa-dosa kita.
Ada kisah nyata di desa terpencil di India, di mana seorang Bapak bercerita bahwa istri dan kedua anaknya sudah bertobat menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat sehingga timbul kemarahan, mereka dibawa ke alun-alun dan kepala desa meminta untuk mereka menyangkal Yesus, supaya tidak ditembak mati. Namun yang dipilih adalah tetap mengikuti Yesus walaupun harus kehilangan nyawa istrinya, nyawa kedua anaknya bahkan nyawa dia sendiri.
Inspirasi: Tetaplah berdiri teguh mengimani Yesus Kristus Penyelamat hidup kita.
(LPMI/Wilhelmina Mapussa)
Recommended Posts
Mengalirkan Air Kehidupan
November 23, 2024
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024