TIDAK KUATIR

TIDAK KUATIR

Firman Tuhan    : 1 Petrus 5: 5-7

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu ” (1 Petrus 5: 7)

 

Kitab diatas ditulis rasul Petrus untuk jemaat yang tersebar di Asia kecil/ Turki yang sedang mengalami penganiayaan dan penderitaan karena iman. Petrus yang sudah mengalami hal tersebut ingin menguatkan, menghibur dan mendorong agar tetap setia. Kekuatiran terkait banyak aspek.

Perikop ini unik sebab didasari “kerendahan hati”. …rendahkanlah dirimu, rendah hati, rendahkanlah dirimu… (3x di ayat 5-7: berarti penting). Rendah hati itu tidak sombong, sadar memiliki keterbatasan, kelemahan, mengakui otoritas Tuhan & peran manusia. Kerendahan hati harus menjadi ciri khas semua orang percaya (bd kerendahan hati Tuhan Yesus mencuci kaki para murid: Yoh 13: 4-5). Dengan kerendahan hati kita dikasihi Allah, dan membuktikan kita percaya kuasa-Nya. Rendahkanlah dirimu dibawah tangan Tuhan yang kuat, rendahkanlah dirimu seorang akan yang lain. Jangan sombong / tinggi hati sebab itu mendahului kehancuran (bd Amsal 18: 12)

Serahkanlah (Yun: epirripsantes-dari epirripto; melempar keatas), segala kekuatiranmu kepada-Nya (ay 7). Apa yang diserahkan? Semua kekuatiran kita (fisik, psikis, finansial). Seberapa yang diserahkan? Bukan sebagian, semuanya. Mengapa diserahkan? Allah itu penuh kasih setia.

Secara bahasa, perikop ini memiliki premis mayor pernyataan umum tentang sifat Tuhan; premis minornya, tindakan yang harus dilakukan oleh manusia. Kesimpulannya adalah janji Tuhan bahwa jika kita melakukannya, maka kita akan dipelihara & ditinggikan pada waktu-Nya.

Saat ini keadaan sosial ekonomi dan politik tidak sedang “baik-baik saja.” Kompleksnya pergumulan menekan sangat berat, rasa takut menghimpit. Secara pribadi, keluarga, gereja, kantor, dan bangsa, ada hal-hal yang membuat kurang nyaman dan kuatir. Hidup dalam kekuatiran memicu keresahan, sulit tidur, nafsu makan rendah, semangat menurun, dan gelisah. Jika tidak kuatir (Proporsional) berarti tidak sadar punya problem, apatis,”ndableg” tidak membutuhkan Tuhan. Yang paling berbahaya adalah, orang yang sama sekali tidak pernah kuatir “tidak waras.” Mari menyerahkan segala kekuatiran pada Yesus dengan kerendahan hati, dan mengakui seutuhnya otoritas kuasa Allah yang sanggup menolong, memberi ketenangan, dan kemenangan. Semakin rendah hati mengakui kuasa dan kebaikan Allah. Allah penuh kasih setia dan rahmat.

Inspirasi: Kerendahan hati adalah KUNCI untuk berserah penuh pada kuasa & kebaikan Tuhan dalam menyelesaikan kekuatiran kita.

LPMI/Rini Djatikoesoemo

 

share

Recommended Posts