Tim Amburadul…? 

Tim Amburadul…? 

Firman Tuhan     : 1 Samuel 22: 1-5

Berhimpunlah juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran, setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang, setiap orang yang sakit hati, maka ia menjadi pemimpin mereka. Bersama-sama dengan dia ada kira-kira empat ratus orang. (1 Samuel 22:2)

 

Ketika memilih kabinet Presiden pasti mencari formula terbaik, terkuat dan solid untuk mendukung kepemimpinan dan kinerjanya. Tidak mungkin kapasitas kerja yang besar dan penting diserahkan kepada pribadi atau tim yang tidak berkualitas.

Setiap orang ingin memiliki tim kerja yang solid dan kompeten. Apa yang menjadi tujuan bersama akan tercapai dengan baik dan memberikan hasil yang maksimal. Daud yang sedang dikejar-kejar Saul, dalam kondisi terjepit, miskin, dan terlunta-lunta, justru mendapat tim atau anggota kelompok yang sangat buruk. Mereka bukan orang-orang berprestasi dan mumpuni, melainkan orang-orang yang terbuang, dikejar- kejar hutang, dan sakit hati. Apa yang bisa diharapkan oleh Daud? Padahal dia diurapi Nabi Samuel dan diramalkan akan menjadi raja. Bagaimana mungkin dia akan menjadi raja dengan pasukan inti orang-orang yang tidak bermutu, namun justru ia belajar menjadi seorang pemimpin yang berbeda. Awalnya dia menjadi pemimpin pasukan yang selalu ditaati oleh anak buahnya dengan cara-cara militer yang tegas dengan strategi terukur dengan semua hal yang tupoksinya jelas. Sekarang dia harus memimpin orang-orang yang berkarakter tidak baik, hidup dalam kesulitan, bahkan orang-orang yang tidak memiliki harapan. Daud harus menerima mereka apa adanya dan membawa mereka agar memiliki pengharapan yang baik kepada-Nya. Bagaimana mereka fokus pada Tuhan dan menyelesaikan persoalan, hal yang sangat berbeda di dunia militer yang digelutinya. Daud akhirnya kembali menjadi gembala, namun yang dia gembalakan adalah manusia- manusia yang bermasalah bukan domba-domba yang membutuhkan makanan bergizi. Dalam asuhan Daud mereka akhirnya lahir baru dan menjadi pribadi yang berguna. Hal tersebut selaras dengan pengalaman Paulus ribuan tahun berikutnya yaitu membesarkan seorang murid dari budak yang tidak berguna, menjadi sesama tahanan, akhirnya menjadi tim kerja Paulus oleh karya Roh Kudus (cf. Filemon 1: 10-11).

Kita semua diberi peluang belajar oleh Tuhan, bahkan di tengah kesulitan sekalipun. Melalui kondisi itu, Tuhan menunjukkan cara pandang yang berbeda untuk

keluar dari berbagai kesulitan. Hal tersebut menolong kita untuk mendapatkan kekuatan agar keluar dari kesukaran. Hidup ini tidak mudah, tetapi Tuhan sanggup menolong kita bangkit dan menjadi pemenang. Ia memampukan kita untuk kuat, tangguh, bijaksana, bahkan memiliki iman yang kokoh kepada Tuhan.

Inspirasi: Mari terus bersyukur dan berpengharapan hanya pada Allah yang berkuasa menolong kita untuk menggembalakan para murid dalam pimpinan-Nya

LPMI/: RM Wahju Djatikoesoemo, S.Pd.

share

Recommended Posts