TITIK TERENDAH

TITIK TERENDAH

Firman Tuhan: Yunus 2
“Segala air telah mengepung aku, mengancam nyawaku; samudera raya merangkum aku; lumut lautan membelit kepalaku, di dasar gunung-gunung. Aku tenggelam ke dasar bumi; pintunya terpalang di belakangku untuk selama-lamanya. Ketika itulah Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya TUHAN, Allahku. (Yunus 2: 5-6)

Akhir-akhir ini saya beberapa kali membaca tulisan di media social tentang titik terendah. Titik terendah adalah momen atau kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan atau kegagalan yang sangat berat seolah-olah tidak ada lagi jalan keluar dari kondisi tersebut. Dan setiap orang tentu tidak ingin berada pada titik tersebut.

Yunus ketika Tuhan utus ke Niniwe (Yun. 1) tetapi ia justru melarikan diri dari tugas panggilan yang diberikan Tuhan kemudian berencana lari ke Tarsis dan dalam perjalanan pelariannya akhirnya atas penentuan Tuhan, Yunus ditelan ikan besar selama 3 hari tiga malam. Ketika Ia berada dalam perut ikan, Yunus berdoa kepada Tuhan. Ia mengatakan “samudera raya meliputi seluruh tubuhku (BIMK), Aku turun ke dasar bumi dan terkurung di negeri maut (FAYH)”. Samudera itu menggambarkan kematian (Yun: Theom) hal itu menunjukkan satu ekspresi dari Yunus bahwa ia berada pada titik terendah, suatu tempat yang ia tidak pernah inginkan dan tidak pernah terbayang bahwa ia akan berada pada tempat tersebut. Yunus menggambarkan keberadaannya dalam perut ikan seolah olah maut sudah sangat dekat dengan dia. Di dalam titik itulah Yunus sadar akan keberadaanya dan mulai berseru kepada Tuhan kemudian Tuhan mengangkat dia dari tempat tersebut ”Ketika itulah Tuhan mengangkat nyawaku dari dalam liang kubur” (Ayat 17).

Pada saat kita berada pada titik terendah dalam hidup kita, saat ada persoalan kehidupan yang amat pelik diselesaikan, entah itu masalah keluarga, masalah ekonomi, masalah dalam pekerjaan yang sudah seperti benang kusut yang sulit untuk diurai atau mungkin kita berkata sudah tidak ada pertolongan dari sekeliling kita, bahkan bisa saja kita berpikir di titik terendah yang kita alami Tuhan tidak peduli dan enggan menolong kita keluar dari kepungan persoalan itu, percayalah bahwa di titik terendah sekalipun Tuhan hadir disana bersama dengan kita, memegang tangan kita untuk mengangkat kita keluar dari titik terendah tersebut. Tuhan izinkan Yunus berada pada titik terendah untuk membentuk dia, demikianpun dengan kita. Ia mau membentuk kita untuk menjadi pribadi yang kuat untuk melewati setiap tantangan dan persoalan hidup.

Inspirasi: Angkat tanganmu dan Tuhan akan turunkan tanganNya untuk mengangkatmu.

 

LPMI/Derianto Palimbong

share

Recommended Posts