TRANSFORMING CONFORMITY

Bacaan : 1 Yohanes 1:5-7
“Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu menyucikan kita dari pada segala dosa.” (1 Yohanes 1:7)
Dunia sekuler sudah pasti merasa asing dengan terminologi Alkitab, temasuk kata-kata Yohanes tentang hidup dalam terang, sama seperti Yesus ada dalam terang. Terang yang bagaimana? Bicara tentang terang dalam arti biasa tentu saja semua mengerti. Banyak kota- kota masa kini dipenuhi dengan lampu-lampu yang canggih sehingga kota itu terang benderang. Tetapi bagaimana kalau bicara soal hati manusia di dalamnya, Apakah ada terang Kristus di sana?
Bahasa Yohanes adalah bahasa yang merujuk pada kebenaran rohani, ketika ia bicara tentang terang. Jika ada terang secara rohani tentu ada kegelapan secara rohani. Di kala ia menulis surat ini, pada saat itu memang ada ajaran-ajaran atau pemikiran seperti bidat, yang dapat membutakan (menggelapkan) mata rohani jemaat. Barclay menjelaskan bahwa ada orang yang meng-claim dirinya sebagai yang sangat berkembang dalam intelektual maupun spiritual, tetapi yang kehidupannya tidak memperlihatkan tanda-tanda itu. Maka tidaklah mengherankan kalau Yohanes menulis bahwa, setiap orang percaya sejati yang hidup dalam terang, harus sama seperti Kristus yang adalah Terang itu sendiri (Yoh. 8:12). Di dalam kitab Wahyu digambarkan bagaimana di sorga itu tidak memerlukan matahari karena terang Ilahi meliputinya (Wah. 21:23). Jika kita hidup sama seperti Dia (conform with Him), taat pada kehendak-Nya, maka di sana akan ada persekutuan yang harmonis satu sama lain, dan juga terus mengalami penyucian dosa oleh darah-Nya. Seperti Paulus menyebut orang percaya di Tesalonika sebagai anak-anak terang. Memang ini nyata, tetapi apabila sebaliknya orang hidup dalam kegelapan, bagaimana mungkin ada persekutuan di dalam terang?
Composer Hymne pendek, “Berjalan di Terang”, sebuah lagu klasik yang telah menjadi berkat bagi banyak orang, mungkin terinspirasi dari ayat ini. Liriknya berbunyi: “Iringlah Tuhan dalam terang, keluar dari gelap. Dan ingat apa wajibmu dan turutlah tetap. Ref. Berjalan di terang, berjalan di terang, berjalan di terang, berjalan di dalam terang.” Seperti apa perjalanan hidup kita? Daud menulis bahwa firman Tuhan bagaimana pelita yang meneragi jalan hidupnya (Maz. 119:105). Apakah kita berjalan seiring dengan Dia Terang hidup itu? Ingatlah, hanya ada dua kemungkinan: Kita menerangi dunia atau dunia membutakan kita.
Inspirasi:
Menjadi anak terang bukan sekedar status, tetapi suatu perilaku yang dapat diteladani, dicontohi dan dipanuti orang lain, yang mungkin berada di jalan yang gelap.
LPMI/Boy Borang Firman
Recommended Posts

Mengenal Lebih Dalam
Maret 13, 2025

Pesan Kasih
Maret 12, 2025

Berhentilah Mengeluh
Maret 11, 2025