Tuhan Menarikku
Bacaan : Mazmur 30:1-7
“Aku mau memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak memberi musuh-musuhku bersukacita atas aku.” (Mazmur 30:1)
Pada suatu hari seorang pelukis begitu kaget, sakit hati dan marah, karena lukisannya tiba-tiba dirusak orang seenaknya. Pasalnya, pada suatu hari ia sedang menilai lukisannya sambil berjalan mundur. Ia tidak sadar ia akan jatuh dari lantai atas rumahnya, ruang lukisan yang terbuka itu. Melihat itu, seseorang langsung mencoreng lukisannya, spontan membuat sang pelukis maju dan memarahi orang itu. Namun akhirnya ia bersyukur karena Tuhanlah yang memakai orang itu untuk menarik dan menyelamatkannya. Ini sama juga dengan tindakan pelatih (coacher) tim sepakbola. Ia secara intensif mengamati perkembangan kondisi tim pemainnya yang berlaga di lapangan. Sewaktu-waktu ia dapat menarik pemain yang menurut penilaiannya sudah payah dan lemah. Atau mungkin saja akan dilukai/ dicelakai oleh pemain lawan. Ia tahu betul potensi, kekuatan dan kelemahan tiap anak buahnya, walaupun sang pemain mungkin merasa baik-baik saja.
Dalam Mazmur ini, raja Daud ingin mengungkapkan hal yang sama, bahwa Tuhan sangat mengenal setiap hamba-Nya, dan Ia berdaulat untuk menarik mereka yang lemah dan tak berdaya. Ia memuji Tuhan yang telah “menariknya ke atas (drawn him up), atau juga yang “mengangkatnya (brought him up) dari ancaman maut (v. 4). Kidner menulis, “the vividness of thou hast drawn me up is quite accurate; it is the word for pulling up a bucket from a well.” Memang Daud banyak kali mengalami masa-masa kritis dalam hidupnya, entah itu ancaman, tekanan, serangan musuh, penyakit, dan lain-lain, namun ia selalu membangun hubungan dengan Allah. Dalam Mazmur 23:4, ia mengungkap: “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya…” Rasul Paulus juga menyaksikan prinsip yang sama bahwa tatkala kita mengalami pencobaan, Tuhan tahu kapasitas kita dan Ia senantiasa memberi jalan keluar pada waktunya (1 Korintus 10:13). Di dalam lirik lagu yang berjudul Kidung Agung, sebuah lagu doa gubahan Pdt. Stephen Tong, berbunyi sebagai berikut: “Oh Tuhan tarikku cepat mengikut-Mu, hatiku dengan-Mu berpadu. Biar angin bertiup, dan badai mengamuk, kumakin pancarkan harum-Mu. Tuhan Kau terindah, yang puaskan hatiku, Kau milikku dan ku milik-Mu. Biar ombak menderu, g’lombang menempuh, kan ku iring Dikau selalu.” Ini menggambarkan permintaan orang percaya agar semakin dekat dengan Tuhan. Bagaimana dengan kita? Tuhan juga siap menarik dan mengangkat kita apabila kita berada dalam saat-saat lemah tak berdaya.
Inspirasi: Hidup orang percaya sering dilatih oleh Tuhan melalui masa- masa sulit, seperti rajawali yang melatih anaknya terbang mungkin nyaris terpental batu cadas, namun sang induk selalu sigap memapah atau menampungnya.
(LPMI/Boy Borang)
Recommended Posts
Mengalirkan Air Kehidupan
November 23, 2024
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024