Yesus Putra Allah
Bacaan: Markus 1:9-11
1:9 Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret k di tanah Galilea, dan Ia dibaptis 1 di sungai Yordan oleh Yohanes. l 1:10 Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati m turun ke atas-Nya 2 . 1:11 Lalu terdengarlah suara dari sorga: “Engkaulah Anak-Ku n yang Kukasihi 3 , kepada-Mulah Aku berkenan. o “
Terminologi Anak (Putra) Allah bukan dihasilkan oleh pemikiran para penulis Injil, melainkan disampaikan oleh Allah Bapa sendiri kepada umat manusia. Status Yesus sebagai Anak Allah ini disampaikan oleh Allah pertama kali ketika Yohanes Pembaptis membaptis Yesus di Sungai Yordan. Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes. Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Lalu terdengarlah suara dari sorga: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” (Markus 1:9-11).
Markus sebagai penulis Injil tertua menuliskan kembali peristiwa tersebut dan mengutip apa yang dikatakan oleh Allah dari Surga untuk menekankan bahwa Allah lah yang memberikan status kepada Yesus dengan menggunakan istilah Anak. Namun, istilah ini dapat menjadi kerancuan jika salah dimengerti, bahkan dapat menjadi bahan untuk menjatuhkan iman percaya orang kristen jika dipahami dengan menggunakan logika berpikir hubungan Allah dan Yesus sebagai orang tua – anak. Dengan demikian bagaimana kita dapat memahami istilah Anak Allah dengan baik dan benar?
Pertama-tama harus dipahami bahwa ketika Allah menyebut Yesus sebagai AnakNya bukanlah anak dalam pengertian sebenarnya (biologis), melainkan anak dalam pengertian kiasan. Allah adalah Roh (2 Kor 3:17a) sehingga Allah tidak diperanakkan dan tidak memperanakkan. Untuk itu frase Yesus adalah Anak Allah dipahami bahwa Yesus bukan dilahirkan oleh Bapa melainkan datang dari Bapa (Yohanes 6:28a) sehingga Ia disebut Anak Allah. 46 kali frase Anak Allah yang merujuk kepada Yesus muncul di Perjanjian Baru. Frase ini diucapkan oleh Allah Bapa, malaikat, murid-murid, Paulus, bahkan setan-setan, para tua-tua Yahudi, imam kepala, dan ahli taurat yang menyalibkan Yesus, menggunakan frase ini untuk menyebut ketuhanan Yesus.
Dengan demikian hal ini membantu kita memahami bahwa sebutan Yesus sebagai Anak Allah mendapat pengakuan dari berbagai pihak dan tidak mengurangi pemahaman bahwa Yesus adalah Allah yang sejati.
Inspirasi: Sebutan Yesus sebagai Anak Allah seharusnya tidak menurunkan standard pemahaman orang percaya terhadap Ketuhanan Yesus melainkan memperkaya pemahaman kesejatian Yesus sebagai Allah yang Benar dan Allah yang Kekal.
(LPMI/Zandy Keliduan)
Recommended Posts
Mengalirkan Air Kehidupan
November 23, 2024
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024